Halaman

selamat datang

Jumat, 14 Desember 2012

Hikayat Indera Bangsawan

Hikayat Indera Bangsawan

Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa kunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda Indera Bangsawan.

Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.

Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup. Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling carimencari. Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat kuatnya. Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai. Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang dayang dan inang pengasuhnya.

Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.

Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Sembilan orang anak raja sudah berada di dalam negeri itu. Akhirnya raksasa itu mencanangkan supaya Indera Bangsawan pergi menolong Raja Kabir. Diberikannya juga suatu permainan yang disebut sarung kesaktian dan satu isyarat kepada Indera Bangsawan seperti kanak kanak dan ilmu isyarat itu boleh membawanya ke tempat jauh dalam waktu yang singkat.

Dengan mengenakan isyarat yang diberikan raksasa itu, sampailah Indera Bangsawan di negeri Antah Berantah. Ia menjadikan dirinya budak budak berambut keriting. Raja Kabir sangat tertarik kepadanya dan mengambilnya sebagai permainan Puteri Kemala Sari. Puteri Kemala Sari juga sangat suka cita melihatnya dan menamainya si Hutan. Maka si Hutan pun disuruh Puteri Kemala Sari memelihara kambingnya yang dua ekor itu, seekor jantan dan seekor betina.

Pada suatu hari, Puteri Kemala Sari bercerita tentang nasib saudara sepupunya Puteri Ratna Sari yang negerinya sudah dirusakkan oleh Garuda. Diceritakannya juga bahwa Syah Peri lah yang akan membunuh garuda itu. Adapun Syah Peri itu ada adik kembar, Indera Bangsawan namanya. Ialah yang akan membunuh Buraksa itu. Tetapi bilakah gerangan Indera Bangsawan baru akan datang? Puteri Kemala Sari sedih sekali. Si Hutan mencoba menghiburnya dengan menyanyikan pertunjukan yang manis. Maka Puteri Kemala Sari pun tertawalah dan si Hutan juga makin disayangi oleh tuan puteri.

Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. "Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri." Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.

Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja. Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata tuan puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka tuan puteri pun sembuhlah.

Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda menyuruh orang berbuat mahligai di tengah padang akan tempat duduk tuan puteri. Di bawah mahligai itu ditaruh satu bejana berisi air, supaya Buraksa boleh datang meminumnya. Di sanalah anak raja yang sembilan orang itu boleh berebut tuan puteri. Barang siapa yang membunuh Buraksa itu, yaitu mendapat hidungnya yang tujuh dan matanya yang tujuh, dialah yang akan menjadi suami tuan puteri.

Maka tuan puteri pun ditinggalkan baginda di mahligai di tengah padang itu. Si Hutan juga menyusul datang. Tuan puteri terharu akan kesetiaannya dan menamainya si Kembar. Hatta si Kembar pun bermohon kepada tuan puteri dan kembali mendapatkan raksasa neneknya. Raksasa neneknya memberikan seekor kuda hijau dan mengajarnya cara-cara membunuh Buraksa. Setelah itu, si Kembar pun menaiki kuda hijaunya dan menghampiri mahligai tuan puteri. Katanya kepada tuan puteri bahwa dia adalah seorang penghuni hutan rimba yang tiada bernama. Tujuan kedatangannya ialah hendak melihat tamasya anak raja yang sembilan itu membunuh Buraksa. Tuan puteri menyilakan naik ke mahligai itu. Setelah menahan jerat pada mulut bejana itu dan mengikat hujung tali pada leher kudanya serta memesan kudanya menarik jerat itu bila Buraksa itu datang meminum air, si Kembar pun naik ke mahligai tuan puteri. Hatta Buraksa itu pun datanglah dengan gemuruh bunyinya. Tuan puteri ketakutan dan si Kembar memangkunya.

Tersebut pula perkataan Buraksa itu. Apabila dilihatnya ada air di dalam mulut bejana itu, maka ia pun minumlah serta dimasukannya kepalanya ke dalam mulut bejana tempat jerat tertahan itu. Maka kuda hijau si Kembar pun menarik tali jerat itu dan Buraksa pun terjeratlah. Si Kembar segera datang memarangnya hingga mati serta menghiris hidungnya yang tujuh dan matanya yang tujuh itu. Setelah itu si Kembar pun mengucapkan "selamat tinggal" kepada tuan puteri dan gaib dari padang itu. Tuan puteri ternganga-nganga seraya berpikir bahwa orang muda itu pasti adalah Indera Bangsawan. Hatta para anak raja pun datanglah. Dilihatnya bahwa Buraksa itu sudah mati, tetapi mata dan hidungnya tiada lagi. Maka mereka pun mengerat telinga, kulit kepala, jari, tangan dan kaki Buraksa itu untuk dibawa kepada baginda. Baginda tidak percaya mereka sudah membunuh Buraksa itu, karena tanda-tanda yang dibawa mereka itu bukan alamatnya. Selang berapa lama, si Kembar pun datang dengan membawa mata dan hidung Buraksa itu dan diberikan tuan puteri sebagai isteri. Si Kembar menolak dengan mengatakan bahwa dia adalah hamba yang hina. Tetapi, tuan puteri menerimanya dengan senang hati.

Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik





Paragraf yang dikembangkan dengan cara Generalisasi, Analogi, Sebab-akibat, dan Akibat-sebab.

Paragraf yang dikembangkan dengan cara Generalisasi, Analogi, Sebab-akibat, dan Akibat-sebab.

Generalisasi
adalah paragraf induktif yang dikembangkan dengan cara menyajikan beberapa pernyataan, fakta, fenomena atau peristiwa khusus selanjutnya ditarik kesimpulan secara umum.
Contoh :
Melakukan reklamasi laut dan pantai dapat dilakukan melalui berbagai macam upaya. Pertama dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. Kedua tidak mengambil batu karang di sekitar pantai maupun di dasar laut yang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. Ketiga tidak memakai bahan peledak, bahan kimia lainnya serta pukat harimau dalam mencari ikan. Dengan demikian banyak upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian laut dan pantai.

Analogi
adalah paragraf induktif yang dikembangkan dengan cara membandingkan sesuatu yang belum pernah dikenal dengan sesuatu yang memiliki kesamaan selanjutnya ditarik kesimpulan.
Contoh :
Dalam menjalani kehidupannya manusia dapat diumpamakan seperti sebuah pohon. Semakin tinggi pohon tumbuh maka semakin kuat angin yang menerpanya. Tak beda dengan manusia semakin tinggi iman yang dimiliki seseorang maka semakin banyak dan berat pula ujian yang harus dijalaninya. Kekuatan pohon dalam menahan terpaan angin sangat ditentukan oleh kekutan akar pohon itu sendiri, begitu pula kekuatan seseorang dalam menjalani banyak dan beratnya ujian sangat ditentukan oleh kekuatan iman yang dimiliki seseorang itu sendiri.

Sebab- akibat
adalah paragraf induktif yang dikembangkan dengan cara menjelaskan sesuatu yang memiliki hubungan sebab akibat. Dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Dimana pernyataan sebab bertindak sebagai gagasan utama, dan pernyataan akibat bertindak sebagai penjelas.
Contoh :
Rata-rata masyarakat perkotaan telah melakukan eksploitasi besar-besaran air tanah tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Padahal dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat eksploitasi besar-besaran air tanah diantaranya adalah semakin berkurangnya persediaan air bersih di perkotaan. Selain kurangnya persediaan air bersih eksploitasi tersebut dapat juga mengakibatkan turunnya permukaan tanah (land subsidence) terhadap permukaan air laut. Sebagai akibatnya maka daerah perkotaan seperti Jakarta dan Semarang sering dilanda banjir pada saat musim penghujan dan kelangkaan air bersih pada musim kemarau.

Akibat-sebab
adalah kebalikan dari paragraf sebab-akibat.
Contoh :
Tawuran masih menjadi trend saat ini di ibu kota bahkan beberapa daerah kecil lainnya. Akhir-akhir ini tawuran bukan hanya menjadi trend para pelajar SMP, SMU dan SMK saja, namun yang lebih memprihatinkan juga sudah menjadi trend untuk mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang terlibat dalam tawuran tidak hanya menggunakan alat ala kadarnya namun mereka telah secara sengaja dan terencana mempersenjatai diri dan kelompoknya dengan senjata tajam. Sebagai akibatnya banyak siswa atau mahasiswa yang terlibat tawuran terluka bahkan mati akibat snjata tajam yang mengenainya. Tawuran antar siswa maupun mahasiswa tersebut pada umumnya terjadi akibat dari adanya rasa dendam pribadi yang kemudian berkembang menjadi dendam kelompok. Dengan dalih rasa kesetiakawanan dan cinta almamater para pelajar dan mahasiswa tersebut melakukan tawuran demi membela teman atau almamaternya .





Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi Netralisasi

Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi Netralisasi

A. Tujuan Percobaan :
Menentukan entalpi netralisasi pada reaksi asam dan basa. Dan membedakan reaksi endoterm dan eksoterm.

B. Alat dan Bahan :
1. 2 gelas styrofoam.
2. Beaker glass (50mL).
3. Tabung reaksi.
4. Spatula kaca.
5. Larutan HCl, larutan NaOH,bubuk NH₄CL, logam Mg,bubuk Ba(OH)₂, CO(NH₂)₂, H₂O.
6. Termometer.

C. Langkah Kerja :
1. Siapkan 2 gelas styrofoam.
2. Pastikan semua peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih dan kering.
3. Masukkan 50 mL larutan HCl 1 M ke dalam gelas I.
4. Masukkan 50 mL larutan NaOH 1 M ke dalam gelas II.
5. Ukurlah suhu masing- masing larutan dengan termometer yang sama. Pastikan sebelum menggunakan, termometer dalam keadaan bersih dan kering.
6. Ukur dan catat suhu masing- masing larutan.
7. Tuangkan kedua larutan tersebut ke dalam gelas III, kemudian aduklah kedua larutan tersebut.
8. Ukur dan catat suhu larutan terakhir.
9. Masukkan bubuk Ba(OH)₂ sebanyak 2 spatula ke dalam tabung reaksi. Tambahkan bubuk NH₄Cl sebanyak 2 spatula. Aduk campuran tersebut. Kemudian tutup tabung reaksi dengan ibu jari.
10. Pegang tabung tersebut dan rasakan suhunya. Biarkan sebentar, buka tabung reaksi dan cium bau gas yang timbul.
11. Masukkan logam Mg ke dalam tabung reaksi, dan tuangkan larutan HCl ± 10 mL. Kemudian tutup tabung reaksi dengan ibu jari.
12. Pegang tabung tersebut dan rasakan suhunya. Amati reaksi yang terjadi pada tabung reaksi. Biarkan sebentar, buka tabung reaksi dan cium bau gas yang timbul.
13. Setelah selesai melakukan percobaan, bersihkan perlatan yang telah digunakan.

D. Pengamatan :
1. Suhu larutan HCL = 29°C
2. Suhu larutah NaOH = 30°C
3. Suhu rata- rata (awal) = 29,5°C
4. Suhu setelah direaksikan (akhir) = 34°C

E. Hitungan :
1. Selisih suhu awal dan akhir = 4,5°C
2. Jumlah HCL = 50 mmol = 0,05 mol
3. Jumlah NaOH = 50 mmol = 0,05 mol
4. Volume campuran = 100 mL = 0,1 L
5. Massa larutan (massa jenis larutan dianggap 1) = 100 gram
6. Kalor yang dibebaskan/ diperlukan = 1890 J (C air = 4,2 J/g/°, massa larutan = 1 g/mL).
Q = m X C X Δt
= 100 X 4,2 X 4,5
= 1890 J
7. ΔH reaksinya = -37,8 kJ, ΔH positif/ negatif, karena reaksi tersebut termasuk-reaksi-eksotrem.
1890/0,05 = 37850 J/mol
= 37,8 kJ/mol
ΔH = -37,8 kJ/mol
8. Perubahan entalpi netralisasi = -37,8 kJ/mol
9. Persamaan termokimia :
NaOH (aq) + HCL (aq) → NaCl (aq) + H₂O (l)
ΔH = -37,8 kJ/mol
10. Reaksi eksoterm dan endoterm :
a) Mg (S) + 2HCl (g) → MgCl₂ (s) + H₂ (g) Eksoterm
b) NH₄Cl (s) + Ba(OH)₂ → BaCl₂ + NH₃ (g) + H₂O (l) Endoterm
c) CO(NH₂)₂ (s) + H₂O (l) → CO(NH₂)₂ (aq) Endoterm
d) NaOH (s) + H₂O → NaOH (aq) Eksoterm

Resensi Novel Keajaiban untuk Ila

Resensi Novel Keajaiban untuk Ila
Disusun Oleh : Annisa Miftakhul J

A. Identitas novel
Judul : Keajaiban Untuk Ila
Penulis : Anindita Siswanto Thayf
Penerbit : DAR! Mizan
Cetakan : I, Rabi’ Al-Tsani 142 H/ Juni 2005
Tebal : 123 halaman
Ilus : 17 cm
Jenis novel : Novel Anak Islami

B. Ringkasan novel
Novel “Keajaiban untuk Ila” menceritakan kisah tragis seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang bernama Salsabila Putri, yang kerap disapa Ila. Ila tinggal di pesisir pantai Banda Aceh, ayahnya bekerja sebagai penjual ikan di pasar, namun terkadang pergi melaut bersama teman-teman nelayannya, sedangkan ibunya hanya bekerja di rumah sebagai penganyam keranjang yang terbuat dari daun kelapa kemudian untuk dijual.

Ila merupakan anak yang pintar dan memiliki keinginan kuat untuk dapat segera bersekolah demi mewujudkan cita-citanya menjadi seorang insinyur yang kelak dapat membuat kapal yang sangat besar. Keinginan Ila untuk bersekolah harus tertunda karena belum mencapai tujuh tahun.

Sekarang, sudah Desember 2004. Sebentar lagi tahun baru memasuki tahun 2005, yang artinya 4 bulan yang akan datang, Ila akan genap berusia 7 tahun, hal itu berarti impiannya untuk bisa bersekolah akan terwujud. Ila berharap di hari ulang tahunnya ia mendaptkan hadiah sebuah tas baru untuk sekolah. Rupanya Kakek Ila tanggap akan keinginan cucunya itu.

Ternyata sebelum berulang tahun Ila mendapat hadiah dari kakenya sebuah tas baru lengkap dengan alat tulisnya. Namun baru beberapa menit Ila mengenakan tas barunya tiba- tiba gempa datang, kemudian mereda beberapa menit dan tiba-tiba bencana dahsyat menghampiri Ila dan Kakeknya. Gelombang pasang setinggi pohon kelapa menerjang dan menelan apa saja yang ada didepannya. Ila yang saat itu bersama kakeknya mencoba menyelamatkan diri dengan berlari menuju bukit, namun kemanapun Ila dan kakenya berlari, dinding air terus mengikutinya hingga akhirnya hempasan dinding air yang sangat keras menghantam mereka dan memisahkan Ila dari genggaman kakeknya.

Perlahan-lahan Ila tersadar setelah terhempas gelombang air laut. Ila terapung- apung sendirian diatas sebuah pintu selama 3 hari dengan keadaan haus, lapar, takut, dingin, dan rasa rindu pada kakek, ayah dan ibunya.

Keajaiban untuk Ila datang, seseorang menyelamatkannya dan membawanya kerumah sakit di salah satu kota terdekat. Keesokannya Ila bertemu kembali dengan ibu dan ayahnya dan mereka selamat dari bencana.

C. Kepengarangan
Novel anak "Keajaiban Untuk Ila" ditulis oleh Anindita Siswanto Thayf. Lahir 5 April 1978. Seorang sarjana teknik lulusan Fakultas Elektro Universitas Hassanudin Makasar. Mempunyai hobi membaca, menulis, memasak, mendengarkan musik, berolahraga, traveling, dan menggutak-atik komputer. Bertempat tinggal di Jalan Flamboyan, Sleman, Jogjakarta.

Pernah aktif sebagai staf redaksi dan reporter mading Mushallah Ad-Dzzarrah, Fakultas Elektronik, dan UNHAS. Banyak berkecimpung dalam dunia tulis menulis yang dimulainya semenjak mahasiswa hingga kini. Kini aktif menulis artikel di Astaga.com, tabloid Nova, Makassar Terkini, dan Kompas Anak. Ia juga pernah menulis naskah untuk sebuah Film Dokumenter BP DAS Daerah Tingkat II Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.

Selain menulis naskah dan artikel, Ia juga piawai dalam menulis puisi, diantaranya puisinya "Soul" dimuat dalam buku antologi puisi The Silence Within (Poetry.com2002), dan "Gate of Terror" bahkan masuk menjadi salah satu nominasi International Society of Poets, 2005. Pengalamannya yang beragam dalam dunia tulis menulis itulah yang mengantarnya membuat sebuah novel anak ini.

D. Kelebihan dan kekurangan buku
Novel anak ini dibuat dengan kalimat-kalimat yang sederhana khas anak-anak, sehingga mudah dipahami dan dimengerti. Ceritanya mengalir cepat dengan penyajian konflik-konflik yang menarik dan memikat pembaca.

Novel “Keajaiban untuk Ila” ini dimulai dengan latar belakang kehidupan dan kesehariaan Ila beberapa saat sebelum bencana. Dalam novel ini hampir sebagian besar menceritakan saat terjadinya bencana sampai keajaiban-keajaiban yang dialami Ila selama terapung-apung di air. Semua hal yang diungkapkan pengarang dalam cerita terungkap dengan baik, sehingga gambaran bencana dalam cerita terasa begitu sangat mencekan dan sangat menyentuh hati pembaca. Seakan-akan pembaca ikut merasakan dan terbawa dalam suasana yang digambarkan pengarang dalam cerita. Dan pembaca seakan enggan mengakhiri cerita sebelum pada halaman terakhirnya.

Banyak nilai positif bagi anak-anak yang ditulis berdasarkan sudut pandang seorang anak-anak. Beberapa nilai positif cerita terungkap dalam pikiran tokoh, seperti saat Ila terapung sendirian dan didera rasa haus dan lapar. Ila teringat akan dirinya yang terkadang tidak bersyukur dan menghargai makanan yang telah dibuat ibunya. Dan ia berjanji tidak akan menyisakan makanan lagi dan akan menghabiskan semua makanan yang diberikan ke Ila, dan selalu bersyukur atas rezeki yang Allah berikan. Semua itu merupakan salah satu nilai positif yang patut diteladani anak-anak.

E. Nilai buku
Dari semua nilai-nilai positif yang diajarkan dalam cerita, maka tidak heran novel ini mendaptakan anugrah sebagai Pemenang I Sayembara Menulis Novel Anak Islami 2005 yang diselenggarakan oleh penerbit DAR! Mizan.

Novel dikemas dengan sangat baik, selain cover novel yang menarik, ukurannya yang kecil memudahkan pembaca dapat membawanya, dan kualitas kertas yang digunakan kertas putih dan bersih, Selain itu tertera batas usia pembaca yang disarankan (Untuk usia 7-12 tahun), sehingga novel anak karya penulis lokal ini patut untuk dihargai. Dan bagi anda yang hoby membaca dapat menjadikan novel ini sebagai salah satu koleksi novel tervaforit anda.

Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan.

Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus dikuasai seorang atlet pelompat. Teknik lompat jauh terdiri dari beberapa bagian yang dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis. Menurut Jonath U. Haag & Krempel R. (1987: 197) bahwa, "Lompat jauh dapat dibagi ke dalam ancang-ancang, tumpuan, melayang dan mendarat". Sedangkan Soegito (1992: 55) menyatakan, “Faktor-faktor yang sangat menentukan untuk mencapai prestasi lompat jauh adalah awalan, tumpuan, lompatan, saat melayang, dan pendaratan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik lompat jauh terdiri empat tahapan yaitu awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Keempat tahapan tersebut harus dikuasai dan harus dilakukan dengan harmonis dan tidak terputus-putus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk lebih jelasnya keempat teknik lompat jauh gaya jongkok dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Awalan
Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-jauhnya.

2) Tumpuan
Tumpuan merupakan perubahan gerak datar ke gerak tegak atau ke atas yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumnya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Tolakan dilakukan dengan menolakkan salah satu kaki untuk menumpu tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan atas yang besar. Jes Jerver (2005: 26) menyatakan, “Maksud dari take off adalah merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan, dengan melakukan lompatan tegak lurus, sambil mempertahankan kecepatan horisontal semaksimal mungkin”. Lompatan dilakukan dengan mencondongkan badan ke depan membuat sudut lebih kurang 45° dan sambil mempertahankan kecepatan saat badan dalam posisi horisontal.

3) Melayang di Udara
Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan tolak, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya penarik bumi”. Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang disebut titik berat badan (T.B./center of gravity). Titik berat badan ini letaknya kira-kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke belakang.

4) Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh. Mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh pasir, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga badan bagian atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan.