Halaman

selamat datang

Jumat, 14 Desember 2012

Resensi Novel Keajaiban untuk Ila

Resensi Novel Keajaiban untuk Ila
Disusun Oleh : Annisa Miftakhul J

A. Identitas novel
Judul : Keajaiban Untuk Ila
Penulis : Anindita Siswanto Thayf
Penerbit : DAR! Mizan
Cetakan : I, Rabi’ Al-Tsani 142 H/ Juni 2005
Tebal : 123 halaman
Ilus : 17 cm
Jenis novel : Novel Anak Islami

B. Ringkasan novel
Novel “Keajaiban untuk Ila” menceritakan kisah tragis seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang bernama Salsabila Putri, yang kerap disapa Ila. Ila tinggal di pesisir pantai Banda Aceh, ayahnya bekerja sebagai penjual ikan di pasar, namun terkadang pergi melaut bersama teman-teman nelayannya, sedangkan ibunya hanya bekerja di rumah sebagai penganyam keranjang yang terbuat dari daun kelapa kemudian untuk dijual.

Ila merupakan anak yang pintar dan memiliki keinginan kuat untuk dapat segera bersekolah demi mewujudkan cita-citanya menjadi seorang insinyur yang kelak dapat membuat kapal yang sangat besar. Keinginan Ila untuk bersekolah harus tertunda karena belum mencapai tujuh tahun.

Sekarang, sudah Desember 2004. Sebentar lagi tahun baru memasuki tahun 2005, yang artinya 4 bulan yang akan datang, Ila akan genap berusia 7 tahun, hal itu berarti impiannya untuk bisa bersekolah akan terwujud. Ila berharap di hari ulang tahunnya ia mendaptkan hadiah sebuah tas baru untuk sekolah. Rupanya Kakek Ila tanggap akan keinginan cucunya itu.

Ternyata sebelum berulang tahun Ila mendapat hadiah dari kakenya sebuah tas baru lengkap dengan alat tulisnya. Namun baru beberapa menit Ila mengenakan tas barunya tiba- tiba gempa datang, kemudian mereda beberapa menit dan tiba-tiba bencana dahsyat menghampiri Ila dan Kakeknya. Gelombang pasang setinggi pohon kelapa menerjang dan menelan apa saja yang ada didepannya. Ila yang saat itu bersama kakeknya mencoba menyelamatkan diri dengan berlari menuju bukit, namun kemanapun Ila dan kakenya berlari, dinding air terus mengikutinya hingga akhirnya hempasan dinding air yang sangat keras menghantam mereka dan memisahkan Ila dari genggaman kakeknya.

Perlahan-lahan Ila tersadar setelah terhempas gelombang air laut. Ila terapung- apung sendirian diatas sebuah pintu selama 3 hari dengan keadaan haus, lapar, takut, dingin, dan rasa rindu pada kakek, ayah dan ibunya.

Keajaiban untuk Ila datang, seseorang menyelamatkannya dan membawanya kerumah sakit di salah satu kota terdekat. Keesokannya Ila bertemu kembali dengan ibu dan ayahnya dan mereka selamat dari bencana.

C. Kepengarangan
Novel anak "Keajaiban Untuk Ila" ditulis oleh Anindita Siswanto Thayf. Lahir 5 April 1978. Seorang sarjana teknik lulusan Fakultas Elektro Universitas Hassanudin Makasar. Mempunyai hobi membaca, menulis, memasak, mendengarkan musik, berolahraga, traveling, dan menggutak-atik komputer. Bertempat tinggal di Jalan Flamboyan, Sleman, Jogjakarta.

Pernah aktif sebagai staf redaksi dan reporter mading Mushallah Ad-Dzzarrah, Fakultas Elektronik, dan UNHAS. Banyak berkecimpung dalam dunia tulis menulis yang dimulainya semenjak mahasiswa hingga kini. Kini aktif menulis artikel di Astaga.com, tabloid Nova, Makassar Terkini, dan Kompas Anak. Ia juga pernah menulis naskah untuk sebuah Film Dokumenter BP DAS Daerah Tingkat II Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.

Selain menulis naskah dan artikel, Ia juga piawai dalam menulis puisi, diantaranya puisinya "Soul" dimuat dalam buku antologi puisi The Silence Within (Poetry.com2002), dan "Gate of Terror" bahkan masuk menjadi salah satu nominasi International Society of Poets, 2005. Pengalamannya yang beragam dalam dunia tulis menulis itulah yang mengantarnya membuat sebuah novel anak ini.

D. Kelebihan dan kekurangan buku
Novel anak ini dibuat dengan kalimat-kalimat yang sederhana khas anak-anak, sehingga mudah dipahami dan dimengerti. Ceritanya mengalir cepat dengan penyajian konflik-konflik yang menarik dan memikat pembaca.

Novel “Keajaiban untuk Ila” ini dimulai dengan latar belakang kehidupan dan kesehariaan Ila beberapa saat sebelum bencana. Dalam novel ini hampir sebagian besar menceritakan saat terjadinya bencana sampai keajaiban-keajaiban yang dialami Ila selama terapung-apung di air. Semua hal yang diungkapkan pengarang dalam cerita terungkap dengan baik, sehingga gambaran bencana dalam cerita terasa begitu sangat mencekan dan sangat menyentuh hati pembaca. Seakan-akan pembaca ikut merasakan dan terbawa dalam suasana yang digambarkan pengarang dalam cerita. Dan pembaca seakan enggan mengakhiri cerita sebelum pada halaman terakhirnya.

Banyak nilai positif bagi anak-anak yang ditulis berdasarkan sudut pandang seorang anak-anak. Beberapa nilai positif cerita terungkap dalam pikiran tokoh, seperti saat Ila terapung sendirian dan didera rasa haus dan lapar. Ila teringat akan dirinya yang terkadang tidak bersyukur dan menghargai makanan yang telah dibuat ibunya. Dan ia berjanji tidak akan menyisakan makanan lagi dan akan menghabiskan semua makanan yang diberikan ke Ila, dan selalu bersyukur atas rezeki yang Allah berikan. Semua itu merupakan salah satu nilai positif yang patut diteladani anak-anak.

E. Nilai buku
Dari semua nilai-nilai positif yang diajarkan dalam cerita, maka tidak heran novel ini mendaptakan anugrah sebagai Pemenang I Sayembara Menulis Novel Anak Islami 2005 yang diselenggarakan oleh penerbit DAR! Mizan.

Novel dikemas dengan sangat baik, selain cover novel yang menarik, ukurannya yang kecil memudahkan pembaca dapat membawanya, dan kualitas kertas yang digunakan kertas putih dan bersih, Selain itu tertera batas usia pembaca yang disarankan (Untuk usia 7-12 tahun), sehingga novel anak karya penulis lokal ini patut untuk dihargai. Dan bagi anda yang hoby membaca dapat menjadikan novel ini sebagai salah satu koleksi novel tervaforit anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar